A. Pengertian Bahasa
Menurut Gorys Keraf (1997 :1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyiyang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan denganmengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi.Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi denganmempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapimereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semuaalat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Bahasa memberikan kemungkinanyang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh denganmempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan olehalat ucap manusia. Bukannyasembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atauperlambang.
B. Aspek Bahasa
Bahasamerupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyiujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerikbadaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkanoleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu pula. Simbol adalah tandayang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapatdiserap oleh panca indra.
Berartibahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia,dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barangatau hal yang diwakilinya,itu. Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsangalat pendengar kita (=yang diserap oleh panca indra kita, sedangkan arti adalahisi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapandari orang lain).
Arti yang terkandung dalamsuatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer ataumanasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyitertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Apakah seekor hewan denganciri-ciri tertentu dinamakan anjing, dog, hund, chien atau canis itutergantung dari kesepakatan anggota masyarakat bahasa itu masing-masing.
C. Benarkah Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia?
MenurutSabriani (1963), mempertanyakan bahwa apakah bahasa mempengaruhi perilakumanusia atau tidak? Sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara variabelbahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel realita. Jika hal inibenar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhiperilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya.
Kehadiranrealita dan hubungannya dengan variabel lain, yakni bahasa dan perilaku, perludibuktikan kebenarannya. Selain itu, perlu juga dicermati bahwa istilahperilaku menyiratkan penutur. Istilah perilaku merujuk ke perilaku penuturbahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar, pembaca, pembicara,dan penulis.
3. 1. Bahasa dan Realita
Fodor(1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksuddengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifatkonvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungantanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciritertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud. Dalam bahasa Indonesiakata cecak memiliki hubungan kausal dengan referennya atau binatangnya.Artinya, binatang itu disebut cecak karena suaranya kedengaran seperticak-cak-cak. Oleh karena itu kata cecak disebut tanda bukan simbol. Lebihlanjut Fodor mengatakan bahwa problema bahasa adalah problema makna.Sebenarnya, tidak semua ahli bahasa membedakan antara simbol dan tanda.Richards (1985) menyebut kata table sebagai tanda meskipun tidak adahubungan kausal antara objek (benda) yang dilambangkan kata itu dengan kata table.
Dariuraian di atas dapat ditangkap bahwa salah satu cara mengungkapkan makna adalahdengan bahasa, dan masih banyak cara yang lain yang dapat dipergunakan. Namunsejauh ini, apa makna dari makna, atau apa yang dimaksud dengan makna belumjelas. Bolinger (1981) menyatakan bahwa bahasa memilikisistem fonem, yang terbentuk dari distinctive features bunyi, sistemmorfem dan sintaksis. Untuk mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan dengandunia luar. Yang dimaksud dengan dunia luar adalah dunia di luar bahasa termasukdunia dalam diri penutur bahasa. Duniadalam pengertian seperti inilah disebut realita.
PenjelasanBolinger (1981) tersebut menunjukkan bahwa makna adalah hubungan antara realitadan bahasa. Sementara realita mencakup segala sesuatu yang berada di luar bahasa.Realita itu mungkin terwujud dalam bentuk abstraksi bahasa, karena tidak adabahasa tanpa makna. Sementara makna adalah hasil hubungan bahasa dan realita.
3.2. Bahasa dan Perilaku
Sepertiyang telah diuraikan di atas, dalam bahasa selalu tersirat realita. Sementaraperilaku selalu merujuk pada pelaku komunikasi. Komunikasi bisa terjadi jikaproses decoding dan encoding berjalan dengan baik. Kedua prosesini dapat berjalan dengan baik jika baik encoder maupun decodersama-sama memiliki pengetahuan dunia dan pengetahuan bahasa yang sama.(Omaggio, 1986).
Denganmemakai pengertian yang diberikan oleh Bolinger(1981) tentang realita,pengetahuan dunia dapat diartikan identik dengan pengetahuan realita. Bagaimanamanusia memperoleh bahasa dapat dijelaskan dengan teori-teori pemerolehanbahasa. Sedangkan pemerolehan pengetahuan dunia (realita) atau prosespenghubungan bahasa dan realita pada prinsipnya sama, yakni manusia memperoleh representasimental realita melalui pengalaman yang langsung atau melalui pemberitahuanorang lain. Misalnya seseorang menyaksikan sebuah kecelakaan terjadi, orangtersebut akan memiliki representasi mental tentang kecelakaan tersebutdari orang yang langsung menyaksikannya juga akan membentuk representasimental tentang kecelakaan tadi. Hanya saja terjadi perbedaan representasimental pada kedua orang itu.
D. Fungsi Bahasa
MenurutFelicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yangpaling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidakdirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebihjauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampilmenggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasilisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak telitiberbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasatulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untukberbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kitacenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkanbahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atauistilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes,sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dantujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melaluibahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuantertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsibahasa.
Padadasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkankebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagaialat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi danberadaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alatuntuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Derasnyaarus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangandan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembanganbudaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsaIndonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep danistilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuaidengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu,termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasaranaberpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo,1993, 1995).
MenurutSunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidakdapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam strukturbudaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagaiakar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dansarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapatberkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasasebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalammenggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasamerupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasilpendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yangdigunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akanmenghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasaIndonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi didalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampumenjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
4.1 Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Padaawalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atauperasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya,seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikankehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan disekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untukmengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi. Seorang penulismengekspresikan dirinya melalui tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah punadalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan kemampuannyadalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat menulis untukmengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagaicontoh lainnya, tulisan kita dalam sebuah buku, merupakan hasil ekspresidiri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita.Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakahtulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulissurat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akanditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kitahormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.
Padasaat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakaibahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadipendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanyauntuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yaknibahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.
Sebagaialat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segalasesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkankeberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
- agar menarik perhatianorang lain terhadap kita,
- keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anaksebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (GorysKeraf, 1997 :4).
4.2 Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasimerupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akansempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapaioleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezamandengan kita.
Sebagaialat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkanperasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga.Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan danmengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Padasaat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memilikitujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yangdapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadappandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita inginorang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi,dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatianutama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dankebutuhan khalayak sasaran kita.
Padasaat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita jugamempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karenaitu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya,kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikantertentu, namun kata besar atau luas lebih mudahdimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebihsulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengankata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatifkarena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akanmemberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansaintelektualitas, atau nuansa tradisional.
Bahasasebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakanalat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkansudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negarakita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baiksebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
4.3 Bahasa sebagai Alat Integrasi dan AdaptasiSosial
Bahasadisamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkanpengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalampengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisienmelalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiaporang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya,serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauhmungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya.Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu denganmasyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Caraberbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pulasebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepadalingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakanbergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakanbahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yangnonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orangtua atau orang yang kita hormati.
Padasaat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimanacara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akanmenggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Bilamanakahkita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata Kamu atauSaudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing, pilihan kata itu penting agaria diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan sampai iamenggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jikakita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata caraberbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Denganmenguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diridengan bangsa tersebut.
4.4 Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagaialat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkanpada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi,maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-bukuinstruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrolsosial.
Ceramahagama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrolsosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrolsosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talkshow) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosialmerupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semuaitu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untukmemperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak danmendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagaialat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredamrasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untukmeredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalambentuk tulisan. Biasanya,pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapatmelihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
Bahasa memilikiberbagai fungsi. Munif (2008) menyatakan bahwa Finocchiaro (1974) telah membagifungsi bahasa menjadi 6 (enam), yaitu (1) fungsi personal, yaitu bahasadigunakan untuk mengekspresikan emosi, kebutuhan kebutuhan, , pikiran, sikapseseorang seseorang, (2) fungsi interpersonal, yaitu bahasa digunakan untukmemelihara relasi relasi-relasi sosial sosial. Contoh sapaan, ucapan selamat ,dll. (3) fungsi direktif, yaitu bahasa bisa digunakan untuk mengontrol perilakuorang lain dalam bentuk nasihat, , perintah, ajakan, diskusi, dll. (4) fungsireferensial, yaitu bahasa digunakan untuk membicarakan objek atau kejadiandalam lingkungan atau budaya tertentu tertentu, (5) fungsi imaginatif, yaitubahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatanimaginasi imaginasi. Contoh novel, puisi, cerpen, dll. Lebih lanjut dijelaskanbahwa menurut Halliday fungsi bahasa dibagai menjadi 9 (sembilan), yaitu (1)fungsi instrumental, “I want function”, bahasa digunakanuntuk memanipulasi dan mengontrol lingkungan, (2)fungsi regulatori: “Do as Itell you function”; bahasa digunakan untuk memberikan instruksi danaturan, (3) fungsi interaksional; “Me and you function”; bahasadigunakan untuk menentukan dan mengkonsolidasi kelompok, (4) fungsi personal,(5) fungsi heuristic, “Tell me why function”; bahasasebagai alat untuk mempelajari sesuatu, (6) fungsi imaginatif, (7) fungsiinformatif; bahasa digunakan untuk menjelaskan dunia nyata, (8) fungsipermainan, dan (9) fungsi ritual.
FUNGSI BAHASA MENURUT HALLIDAY DAN DESMOND MORRIS
Fungsi bahasa secara umum adalahsebagai berikut :
1. coordinator kegiatan-kegiatanmasyarakat
2. penetapan pemikiran danpengungkapan
3. penyampaian pikiran dan perasaan
4. penyenangan jiwa
5. pengurangan kegoncangan jiwa
Menurut halliday fungsi bahasayaitu
1. fungsi instrumental : penggunaanbahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum dansebagainya
2. fungsi regulatoris : penggunaanbahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku
3. Fungsi interaksional : untuk salingmencurahkan perasan pemikiran antara seseorang dan orang lain
4. fungsi personal : untuk mencurahkanperasaan dan pikiran
5. fungsi heuristic : untuk mengungkaptabir fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya
6. fungsi imajinatif : bahasa untukmengungkapkan imajinasi dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dantidak sesuai dengan realita (dunia nyata)
7. fungsi representasional :penggunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan wawasan serta menyampaikannyapada orang lain
Menurut desmond morris mengemukakan4 fungsi bahasa yaitu
1. information talking, pertukaranketerangn dan informasi
2. mood talking, mengemukakan pikirandan perasaan
3. exploratory talking, sebagai ujaranuntuk kepentingan ujaran
4. grooming talking, tuturan yangsopan yang maksudnya kerukunan melalui percakapan.
E. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, bahasa itu bersistem. Oleh karena itu, berbahasabukan sekedar berkomunikasi, berbahasa perlu menaati kaidah atau aturan bahasayang berlaku.
Ungkapan“Gunakanlah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.” Kita tentu sudahsering mendengar dan membaca ungkapan tersebut. Permasalahannya adalahpengertian apa yang terbentuk dalam benak kita ketika mendengar ungkapantersebut? Apakah sebenarnya ungkapan itu? Apakah yang dijadikan alat ukur(kriteria) bahasa yang baik? Apa pula alat ukur bahasa yang benar?
5.1 Bahasa yang Baik
Penggunaanbahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwakita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepadasiapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur,pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayaksasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada anakkecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaanbahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendahtentu tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan pengertian mengenai jembatan,misalnya, dengan bahasa yang sama kepada seorang anak SD dan kepada orangdewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasatentu jauh berbeda.
Lebihlanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsurkomunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, mediapenyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orangyang akan menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu pendengaratau pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesanmenggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika iamenggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalahgagasan yang ingin disampaikannya kepada penerima pesan.
Marilahkita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan dapat berupapenulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi. Isipesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan atau dijelaskan.Media pesan merupakan majalah, komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulisitu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara artikel atau cerita itudisampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang dituju. Berarti, dalampembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis permasalahan, jenis cerita, dankepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.
5.2Bahasayang Benar
Bahasayang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa. Berkaitandengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu masalah tatabahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan. Pengetahuan atas tatabahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan bahasa lisan dantulis. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam penggunaanbahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan mengalamikesulitan dalam bermain dengan bahasa.
Kriteriayang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa.Kaidah ini meliputi aspek (1) tata bunyi (fonologi), (2)tata bahasa (kata dankalimat), (3) kosa kata (termasuk istilah), (4), ejaan, dan (5) makna. Padaaspek tata bunyi, misalnya kita telah menerima bunyi f, v dan z. Oleh karenaitu, kata-kata yang benar adalah fajar, motif, aktif, variabel, vitamin,devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip, pariabel, pitamin,depaluasi, jakat, ijin. Masalah lafal juga termasuk aspek tata bumi. Pelafalanyang benar adalah kompleks, transmigrasi, ekspor, bukan komplek, tranmigrasi,ekspot.
Padaaspek tata bahasa, mengenai bentuk kata misalnya, bentuk yang benar adalahubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawaban, bukan obah,robah, rubah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban. Darisegi kalimat pernyataan di bawah ini tidak benar karena tidak mengandungsubjek. Kalimat mandiri harus mempunyai subjek, predikat atau dan objek.
(1) Pada tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlahwanita lebih banyak daripada jumlah pria.
Jikakata pada yang mengawali pernyataan itu ditiadakan, unsur tabel di atas menjadisubjek. Dengan demikian, kalimat itu benar. Pada aspek kosa kata, kata-kataseperti bilang, kasih, entar dan udah lebih baik diganti denganberkata/mengatakan, memberi, sebentar, dan sudah dalam penggunaan bahasa yangbenar. Dalam hubungannya dengan peristilahan, istilah dampak (impact),bandar udara, keluaran (output), dan pajak tanah (land tax)dipilih sebagai istilah yang benar daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara,hasil, dan pajak bumi. Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis,sistem, objek, jadwal, kualitas, dan hierarki. Dari segi maknanya, penggunaanbahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuaidengan tuntutan makna. Misalnya dalam bahasa ilmu tidak tepat jika digunakankata yang sifatnya konotatif (kiasan). Jadi penggunaan bahasa yang benar adalahpenggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa.
Kriteriapenggunaan bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahasa yang sesuaidengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik yangdibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) ataupembaca (jika tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itubernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengantata nilai masyarakat kita. Penggunaan bahasa yang benar tergambar dalampenggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal, yaitu kalimat-kalimat yang memenuhikaidah tata bunyi (fonologi), tata bahasa, kosa kata, istilah, dan ejaan.Penggunaan bahasa yang baik terlihat dari penggunaan kalimat-kalimat yangefektif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secaratepat (Dendy Sugondo, 1999 : 21)..
Berbahasadengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam hal tata bahasa,melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa yang komunikatif tidakselalu hanus merupakan bahasa standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa standartidak selalu berarti bahwa bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kitamenggunakan ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan disamping itumengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi dkk., 1998: 21)
ORIGIONAL SUMBER :Http://khamriadhye.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar