Pendahuluan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa kurikulun
Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada
standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari
Badan Standar Nasional Pendidikan.
KTSP
diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2006/2007 hingga tahun ajaran
2009/2010 sudah merata di semua kelas pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah . Gaung nya sudah menggema ke seluruh pelosok persada tanah air
tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya di kalangan
pendidikan. Dalam Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD memuat 8 mata
pelajaran ditambah muatan lokal, yang diantaranya terdapat mata pelajaran IPS.
Tulisan
ini mencoba memberikan deskripsi tentang hal-hal apa saja yang perlu diketahui,
dipahami, dan diimplementasikan dari KTSP SD khususnya mata pelajaran IPS;
diantaranya pelajaran IPS untuk sekolah dasar, pola pendekatan lingkungan yang
semakin meluas, pelajaran IPS dalam struktur KTSP SD, tema-tema IPS SD yang
perlu mendapat perhatian, metode pembelajaran IPS SD, penlaian,dan penutup.
1. Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar
Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang
berusia antara 6-12 tahun. Anak
dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan
kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka
memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan
sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang
(kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal
bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep
seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin,
lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan,
permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program
studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.
Berbagai cara dan teknik
pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak itu dipahami anak.
Bruner (1978) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk
mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan symbolic melalui
percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambing,
keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa.
Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan
mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment
approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang
sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan
seterusnya : dunia-negara
tetangga-negara-propinsi-kota/kabupaten-kecamatan-kelurahan/desa-RT/RW-tetangga-keluarga-Aku.
2. Pola Pendekatan Lingkungan yang Semakin Meluas
2. Pola Pendekatan Lingkungan yang Semakin Meluas
Pembelajaran IPS SD akan
dimulai dengan pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga, lingkungan
RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, negara-negara
tetangga, kemudian dunia. Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu
untuk ditulisi, atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat
dimanipulasi sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan, anak adalah entitas
yang unik, yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan
proses serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka yang
memulai dari egosentrisme dirinya kemudian belajar, akan menjadi berkembang
dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas, dan mencoba serta
berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi dalam dunianya. Maka
dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan membawa kesadaran
terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak (Farris and Cooper,
1994 : 46).
3. Pelajaran
IPS dalam Struktur KTSP SD
Pendidikan IPS SD
disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak
pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan
temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah fakta
terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun diungkapkan secara
filosofis. Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan
(skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik.
Agar diterima, hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui secara public
(Welton and Mallan, 1988 : 66-67).
IPS
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
isu sosial . Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui
mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta amai.
Mata
pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sbb:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis
dan kritis,rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keteramplan dalam
kehidupan sosial
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
d. Memiliki kemampuan berkomonikasi, bekerjasama
dan berkompetisi dalam masyarakat yang mejemuk, ditingkat lokal,nasional, dan
global
Ruang
lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sbb:
a. Manusia, tempat, dan lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4. Tema-tema IPS SD yang Perlu Mendapat
Perhatian
Secara
gradual, di bawah ini akan diungkapkan beberapa tema IPS SD yang perlu mendapat
perhatian kita bersama, antara lain :
a.
IPS SD sebagai Pendidikan Nilai (value education), yakni : Mendidikkan
nilai-nilai yang baik yang merupakan norma-norma
keluarga dan masyarakat; Memberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki
siswa; Nilai-nilai inti/utama (core values) seperti menghormati hak-hak
perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan martabat manusia (the dignity of man
and work) sebagai upaya membangun kelas yang demokratis.
b.
IPS SD sebagai Pendidikan Multikultural (multicultural _ocial_on), yakni
Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar; Menghormati perbedaan etnik, budaya,
agama, yang menjadikan kekayaan budaya bangsa;· Persamaan dan keadilan dalam
perlakuan terhadap kelompok etnik atau minoritas.
c.
IPS SD sebagai Pendidikan Global (global education), yakni : Mendidik siswa
akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia; Menanamkan kesadaran ketergantungan antar
bangsa; Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi
antar bangsa di dunia; Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan
lingkungan.
5. Metode
Pembelajaran IPS SD
Mata
pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewsaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan anak akan memperoleh pemahaman yang lebih
luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Sesuai
dengan karakteristik anak dan IPS SD, maka metode ekspositori akan menyebabkan
siswa bersikap pasif, dan menurunkan derajat IPS menjadi pelajaran hafalan yang
membosankan. Guru yang bersikap memonopoli
peran sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan
metode pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan cooperative learning
model; role playing, jigsaw, membaca sajak, buku (novel), atau surat
kabar/majalah/jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik.
Menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang
memungkinkan anak mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangakan
ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan penekanan belajar sambil bekerja,
sementara guru menggunakan berbagai sember dan alat Bantu belajar termasuk
pemnfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan
efektif. Tentu saja guru harus menimba ilmunya dan melatih keterampilannya,
agar ia mampu menyajikan pembelajaran IPS SD dengan menarik.
6.
Penilaian
Penilaian dilakukan
melalui penilaian berbasis kelas.
Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapai indikator hasil belajar siswa,
dengan menerapakan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, adanya
bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten. Penilaian pencapaian kompetensi
sebgai hasil belajar siswa diperoleh melalui serangkaian penilaian selama dan
setelah proses belajar mengajar, yang meliputi ranah kognitif,efektif dan
psikomotor. Ketiga ranah tersebut dapat diukur dengan menggunakan berbagai
macam bentuk alat penilaian. Selain penilaian tertulis , dapat juga menggunakan
model penilaian perbuatan, penugasan,produk atau portofolio.
Penutup
Dengan diberlakukannya KTSP di Sekolah Dasar hendaknya guru dalam memberikan pelajaran IPS memperhatikan berbagai keragaman, kebutuhan anak yang berusia diantara 6 sapai 12 tahun , di mana anak memandang,melihat segala sesuatu itu sebagai satu keutuhan, konkrit bukan sebaliknya sebagai sesuatu yang abstrak .
Dengan diberlakukannya KTSP di Sekolah Dasar hendaknya guru dalam memberikan pelajaran IPS memperhatikan berbagai keragaman, kebutuhan anak yang berusia diantara 6 sapai 12 tahun , di mana anak memandang,melihat segala sesuatu itu sebagai satu keutuhan, konkrit bukan sebaliknya sebagai sesuatu yang abstrak .
Landasan permasalahan
yang menyangkut kondisi kemasyarakatan membebani IPS SD dengan tekanan-tekanan
dalam bentuk tuntutan keinginan dan harapan yang tidak sesuai dengan tingkat
kematangan fisik, mental, dan intelektual siswa SD, dan berada di luar jangkauan
peraihannya.
Bagi guru, tekanan dan
tuntutan melaksanakan program baru ini juga tidak kecil. Mereka harus
dipersiapkan agar mampu menyajikan ilmu untuk jenjang Sekolah Dasar dengan
metode-metode pembelajaran yang beragam, bervarisi,aktif, efektif dan
menyenankan agar lebih menarik.
Minggu,
23 Januari 2011
MATERI PELAJARAN: IPS SD KELAS 4
SEMESTER I
BAB I
PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT
A. Peninggalan Sejarah
Sejarah adalah cerita tentang kehidupan yang benar-benar
terjadi di masa lalu. Sedangkan peninggalan sejarah artinya warisan masa lampau
yang mempuanyai nilai sejarah. Ada bermacam-macam bentuk peninggalan sejarah.
Peninggalan sejarah bisa berupa fosil, peralatan dari masa lampau, prasati,
patung, bangunan, naskah, dan cerita atau hikayat.
1.
Fosil, yaitu sisa-sisa tulang
belulang manusia dan hewan atau tumbuhan yang membatu. Tulang belulang dan
sisa-sisa tumbuhan itu berasal dari masa purba. Mereka tertanam di lapisan
tanah. Umumnya fosil-fosil ini sudah berumur jutaan tahun. Dari fosil-fosil itu
kita bisa mengetahui kehidupan pada zaman purba. Contoh: Fosil tengkorak
manusia purba di Sangiran Jawa Tengah yang ditemukan oleh E. Dubois.
2.
Peralatan dari zaman dulu. Ada banyak
peninggalan berupa peralatan yang dipakai pada zaman dulu. Peralatan ini
digunakan untuk berburu, menangkap ikan, dan bertani.Ada yang terbuat dari
logam, tulang dan batu.
3.
Prasasti, yaitu tulisan-tulisan dari
masa lampau, Tulisan ini ditulis pada batu emas, perunggu, tembaga, tanah liat
atau tanduk binatang. Prasasti ini biasanya berisi cerita tentang suatu
kerajaan. Contohnya: Prasasti Yupa, Prasasti Kedukan Bukit.
4.
Patung (Arca). Kebanyakan patung
atau arca ini berasal dari kerajaan Hindu dan Budha. Bentuk Patung itu
bermacam-macam. Ada patung dewa-dewa, ada patung Budha, ada patung yang berupa
binatang dan lain-lain. Patung-patung itu terbuat dari batu, perunggu, atau
bahkan emas.
5.
Bangunan. Bangunan yang bernilai
sejarah antara lain.
a.
Candi, adalah bangunan kuno yang
terbuat dari susunan batu. Candi didirikan sebagai tempat untuk melaksanakan
upacara keagamaan. Contohnya: Candi Borobudur, Candi Prambanan.
b.
Gedung, adalah suatu bangunan rumah.
Banyak gedung yang mempunyai nilai sejarah. Contonya: Gedung Stovia, Gedung
Soempah Pemuda.
c.
Tempat ibadat, Contoh tempat ibadat
yang mempunyai nilai sejarah adalah Masjid Demak Jawa Tengah,.Gereja Katedral
Jakarta.
d.
Benteng, yaitu bangunan yang
dipergunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Benteng-benteng
yang ada di Indonesia umumnya peninggalan Belanda, Portugis, dan Spanyol.
Contoh: Benteng Vredeburg di Yogyakarta, Benteng Duurstede di Maluku.
e.
Istana. Di Indonesia banyak istana
yang bernilai seejarah, misalnya Keraton Yogyakarta, Istana Negara, Istana
Bogor.
f.
Tugu/monument., adalah suatu bentuk
bangunan yang didirikan untuk memperingati suatu peristiwa. Peristiwa itu
dianggap penting atau bersejarah. Misalnya: Monumen Yogja Kembali, Monas.
g.
Makam. Makam yang mempunyai nilai
sejarah adalah tempat dikuburkannya tokoh-tokoh penting dalam sejarah.Misalnya:
makam Diponegoro di Manado, Makam Bung Karno di Blitar.
6.
Naskah/tulisan kuno. Contoh peninggalan sejarah berbentuk naskah/tulisan adalah
kitab dan dokumen-dokumen penting.Misalnya: Naskah Supersemar, naskah
Proklamasi, Kitab Mahabarata.
B.
Mengenal Sejarah Terjadinya Suatu
Tempat dan Daerah
Cerita tentang terjadinya suatu tempat atau daerah ada yang
bersifat nyata. Maksudnya kejadian yang diceritakan memang terjadi. Namun
ada juga yang berupa dongeng, yang tidak nyata. Maksudnya terjadinyanya suatu
tempat atau daerah tidak seperti yang diceritakan. Ada beberapa cerita
rakyat. Misalnya: legenda, mitos, dongeng, fable, dan sage. Bentuk-bentuk
cerita ini mengisahkan terjadinya suatu tempat secara tidak nyata. Legenda
tidak diaggap suci karena tidak ada tokoh dewa. Bentuk-bentuk cerita rakyat dan
sejarah terjadinya suatu daerah yaitu.
1.
Legenda, yaitu cerita terjadinya
suatu tempat. Banyak masyarakat yang percaya cerita itu benar-benar terjadi.
Contoh legenda antara lain:
a.
Cerita terjadinya Gunung Tangkupan
Perahu di Jawa Barat.
b.
Cerita asal-usul nama
Banyuwangi di Jawa Tengah.
c.
Cerita terjadinya Rawa Pening di
Jawa Tengah.
2.
Mitos, yaitu cerita yang dipercaya
benar-benar terjadi, dianggap suci, dan memiliki tokoh, dewa. Contohnya: asal
usul Prambanan, asal usul Selat Bali.
3.
Dongeng, adalah cerita yang tidak
pernah terjadi dalam kehidupan nyata. Biasanya berupa cerita tentang keajaiban
atau kesaktian. Misalnya dongeng Joko Tarub, Timun Emas, Bawang Merah dan
Bawang Putih.
4.
Fabel. Fabel termasuk cerita rakyat
yang berisi pendidikan moral. Biasanya bercerita tentang kehidupan hewan atau
binatang. Dalam fable hewan bisa berbicara seperti manusia.
5.
Sage, adalah cerita rakyat tentang
tokoh kepahlawanan. Cerita seperti ini banyak beredar di masyarakat tetapi
sumbernya sulit ditemukan. Biasanya merupakan sumber lisan.
C.
Menghargai Peninggalan Sejarah
Beberapa
bentuk penghargaan terhadap benda-benda peninggalan sejarah, antar lain.
1.
Merawat dan menjaga benda-benda
peninggalan sejarah.
Ini
merupakan tugas kita semua. Tetapi penanggung jawab utamanya adalah Negara.
Cara merawat dan menjaga antara lain sebagai berikut:
a.
Menjaga keutuhan benda-benda
peninggalan sejarah.
b.
Tidak mencoret-coret dan membuat
kotor benda-benda peninggalan sejarah.
c.
Tidak mengambil dan
memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah sebagai barang antic.
d.
Melakukan pemugaran dengan tidak
meninggalkan bentuk aslinya.
2.
Mengunjungi tempat-tempat
peninggalaln sejarah seperti candi, makam pahlawan, monumen dan lain-lain.
3.
Menggunakan benda-benda peninggalan
sejarah secara benar.
D.
Manfaat menjaga dan
melestarikan peninggalan sejarah
Beberapa manfaat yang didapat dari menjaga kelestarian
peninggalan sejarah antara lain yaitu:
1.
memperkaya khasanah kebudayaan
bangsa Indonesia,
2.
menambah pendapatan Negara karena
digunakan sebagai obyek wisata,
3.
menyelamatkan keberadaan benda
peninggalan sejarah, sehingga dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang,
serta
4.
membantu dunia pendidikan dan ilmu
pengetahuan dengan memanfaatkan untuk obyek penelitian.
BAB II
KENAMPAKAN ALAM
Kenampakan alam (bentang alam) adalah segala sesuatu yang
ada di alam dan terbentuk oleh peristiwa alam. Kenampakan alam yang dapat kita
lihat adalah yang ada dipermukaan bumi. Permukaan bumi terdiri atas daratan dan
perairan. Bentuk permukaan bumi ada dua yaitu wilayah daratan dan perairan.
· Wilayah daratan
Adalah
bagian dari permukaan bumi yang tidak difgenangi air dan berbentuk padat
Kenampakan alam yang termasuk wilayah daratan adalah sebagai berikut.
1.
Dataran rendah
Dataran
rendah adalah wilayah datar yang memiliki ketinggian 0-200 meter di atas
permukaan laut. Dataran rendah dimanfaatkan untuk pemukiman, industri dan
pertanian.
2.
Dataran tinggi
Adalah
wilayah dataran luas yang terletak pada ketinggian di atas 200 meter. Dataran
tinggi disebut juga plateau atau plato. Contohnya dataran tinggi Dieng, Dataran
tinggi Bone, dan lain-lain. Dataran tinggi cocok untuk pariwisata dan
perkebunan.
3.
Pantai
Adalah
wilayah perbatasan antara dataran dan laut. Pantai dimanfaatkan sebagai tempat
pariwisata. Contoh: Pantai Carita,Pantai Kasih, dll. Pantai juga dimanfaatkan
untuk tempat pelelangan ikan dan pembuatan garam.
4.
Gunung
Adalah
bagian bumi yang menonjol dengan ketinggian puncaknya di atas 600 meter. Gunung
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
a.
Gunung berapi merupakan gunung yang
masih aktif dan sewaktu-waktu dapat meletus. Contoh: Gunung Merapi.
b.
Gunung tidak berapi merupakan gunung
yang sudah tidak aktif lagi. Contoh: Gunung Muria.
5.
Pegunungan adalah rangkaian
gunung yang sambung menyambung satu sama lain. Pegunungan juga dimanfaatkan
untuk pariwisata
Contoh:
Pegunungan Sewu, Pegunungan Jaya Wijaya.
6.
Tanjung merupakan daratan yang
menjorok ke laut. Tanjung yang luas disebut semenanjung,. Tanjung banyak
dimanfaatkan untuk membangun pelabuhan.
7.
Delta adalah daratan yang berada di
tengah sungai. Biasanya di muara sungai. Contoh: Delta Sungai Bengawan Solo.
· Wilayah Perairan
1.
Sungai
Sungai
banyak dimanfaatkan untuk irigasi dan transportasi. Contoh: Sungai Kapuas di
Kalimantan.
2.
Danau, merupakan suatu
cekungan di darat yang amat luas dan berisi air yang dikelilingi oleh
daratan.Danau ada 2, yaitu: danau alami karena proses alam dan danau buatan
manusia. Danau banyak dimanfaatkan untuk pariwisata dan PLTA.
Contoh:
Waduk Jati Luhur di Jawa Barat.
3.
Selat, ialah laut sempit yang
berada diantara dua pulau, misalnya selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatera.
4.
Teluk ialah laut yang menjorok ke
darat, misalnya Teluk Cenderawasih, Teluk Banten.
5.
Rawa, merupakan dataran rendah yang
digenangi air, rawa baik untuk perikanan dan hutan bakau. Misalnya di sepanjang
pantai timur Sumatera
· Hubungan Kenampakan Alam dengan
Keragaman Sosial Budaya
Keragaman sosial budaya Indonesia dipengaruhi oleh kondisi
fisik di Indonesia. Bentuk pemukaan bumi Indonesia yang tidak rata tersebut
akan menmberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia. Keragaman sosial budaya
tersebut menyangkut banyak hal. Seperti pola perilaku, mata pencaharian, adat
istiadat dan berbagai bentuk kesenian. Contohnya masyarakat yang tinggal di
daerah pantai. Masyarakat petani biasanya akan mengadakan peryaan adat setelah
musim panen. Begitu pula dengan cara berpakaian dan kebiasaan masyarakatnya.
Semua itu tidak terlepas dengan keadaan alam dan lingkungan setempat.
atiek andella
Materi Ms.Word Pelajaran IPS KELAS 5SD
PELAJARAN IPS KELAS V SD
PENINGGALAN SEJARAH DARI MASA
HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA
Nenek moyang kita memiliki
kebudayaan yang tinggi. Pada zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia telah dibuat
berbagai bentuk bangunan. Pada masa Hindu-Budha dibangun candi-candi, sedangkan
pada masa Islam dibangun masjid. Bangunan-bangunan tersebut dinak\makan
peninggalan sejarah.
A. Peninggalan Hindu di Indonesia
1. Kedatangan Agama Hindu
Bukti tertulis/
prasasti tentang kedatangan agama Hindu di Indonesia ditemukan di Kalimantan
Timur (Kerajaan Kutai) dan di Bogor (Kerajaan Tarumanegara). Prasasti itu
dibuat pada batu dan ditulis dengan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta.
Agama Hindu masuk ki Indonesia pada tahun 78 M. Sebelum kedatangan agama Hindu,
nenek moyang kita telah menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Animisme
adalah pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Sedangkan
Dinamisme adalah pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan
gaib.
Dalam masyarakat Hindu kita mengenal
adanya empat tingkatan masyarakat menurut kasta, yaitu:
- kasta Brahmana
Para pendeta dan pemimpin upacara.
- kasta Ksatria
Para raja dan bangsawan.
- kasta Waisya
Para pedagang dan pekerja menengah.
- kasta Sudra
Para petani dan budak.
Agama Hindu
masuk ke Indonesia melalui perdagangan dengan bangsa India. Para pedagang India
menjual barang-barang yang bernilai tinggi, seperti logam mulia, perhiasan,
kain, wangi-wangian dan obat-obatan. Sedangkan Indonesia menjual berbagai jenis
kayu dan rempah-rempah. Pembeli barang-barang yang diperdagangkan itu adalah
kaum bangsawan.
Didalam Agama
Hindu dikenal dewa-dewa yang memiliki kekuatan luarbiasa, antara lain: Dewa
Agni (Api), Dewa Bayu ( Angin), Dewa Candra ( Bulan), Dewa Indera (Perang),
Dewa Brahma (Pencipta), Dewa Wisnu (Pemelihara) dan Dewa Siwa (Perusak). Dewa
Brahma, Wisnu dan Siwa adalah Dewa tertinggi yang disebut “Tri Murti”.
Raja dianggap
sebagai titisan dewa, maka raja juga sering dibuat patungnya. Bangunan batu
tempat menyimpan patung dan dijadikan tempat pemujaan disebut candi. Fungsi
candi juga sebagai tempat penyimpanan barang-barang milik raja
Kitab suci
agama Hindu adalah Weda. Weda merupakan kitab yang berisi filsafat dan ajaran
agama. Keseluruhan alam pikiran dalam kitab Weda disebut “Vedisme”. Semua isi
kitab Weda bersangkutan dengan upacara agama, terutama kurban. Kitab
Wedaterdiri dari empat bagian yang disebut “Catur Weda”, yaitu Rig Weda, Sama
Weda, Yajur Weda dan Atharwa Weda.
Selain memiliki
candi dan pura, masyarakat Bali yang beragama Hindu mengenal ritual tertenti,
misalnya upacara Ngaben (Pembakaran Jenazah) dilakukan dengan tujuan agar roh
dan jasad orang yang meninggal kembali ke asalnya (Maha Atman). Galungan dan
Kuningan adalah hari raya umat Hindu Bali yang dirayakan dua kali setahun.
Hariraya Nyepi dirayakan setahun sekali, dengan melakukan kegiatan diam dan
mematikan semua penerangan di dalam rumah.
2. Kerajaan-kerajaan Hindu di
Indonesia
1. Kutai 400 M di Kalimantan Timur
dengan Raja yang terkenal Raja Mulawarman
2. Tarumanegara 400 M di Jawa Barat
dengan raja yang terkenal Raja Purnawarman
3. Matram Kuno 732 M di Jawa Tengah
dengan raja yang terkenal Raja Sanjaya, Balitung
4. Kediri 1100 M di Jawa Timur
dengan raja yang terkenal Raja Jaya Baya
5. Singasari 1222 Mdi Jawa Tengah dengan
raja yang terkenal Raja Ken Arok, Kertanegara
6. Majapahit 1292 M di Jawa Timur
dengan raja yang terkenal Raja Hayam Wuruk.
3. Candi-candi Peninggalan Hindu
1. Candi Gunung Wukir Daerah
Magelang, Jawa Tengah
2. Candi Dieng Dataran Tinggi
Dieng, Jawa Tengah
3. Candi Gedongsongo Ungaran, Jawa
Tengah
4. Candi Muara Takus Jambi
B. Peninggalan Budha di Indonesia
1. Ajaran Budha
Inti ajaran
Budha adalah Dharma, yaitu sejumlah aturan atau kewajiban yang harus dilakukan
oleh pengikutnya sebagai bagian dari alam semesta. Aturan itu bertujuan agar
manusia melepaskan diri dari kekangan karma agar mencapai kesempurnaan hidup.
Yaitu Nirwana. Proses kehidupan manusia saat ini merupakan kelanjutan kehidupan
sebelumnya yang disebut dengan penitisan (reinkarnasi). Kehidupan dan proses
penitisan itu pada dasarnya adalah penderitaan, hukuman dan karama. Agar
manusia lepas dari penderitaan, hukuman dan karma, manusia harus berlaku benar,
berniat benar, berbicara benar, berusaha benar dan berkehidupan benar.
Kitab suci agama
Budha adalah “Tripitaka”. Menurut kepercayaan agama Budha, alam semesta dibagi
tiga yaitu:
- Kamadhatu
Tingkat paling rendah, dimana manusia masih dipengaruhi oleh nafsu yang
tidak baik. Pada tahap ini manusia tidak ada bedanya dengan binatang buas.
- Rupadhatu
Tingkat kedua diman manusia berusaha memerangi hawa nafsu yang tidak
baik. Pada tahap ini manusia berjuang mengatasi godaan-godaan untuk mel;epaskan
hawa nafsu yang tidak baik tersebut.
- Arupadhatu
Tahap dimana manusia mencapai kesempurnaan dan terlepas dari urusan
duniawi.
Tokoh agama Budha
adalah Sidharta Gautama atau Sang Budha Gautama. Kesederhanaan sang Budha
merupakan ciri utama yang diikuti oleh para biksu (laki-laki) dan biksuni
(perempuan) di Wihara. Perlengkapan hidup yang boleh dimiliki oleh seorang
biksu atau biksuni hanya 3 macam yaitu sebuah mangkuk untuk makan, jarum untuk
menjahit baju dan pisau untuk memcukur rambut.
Symbol kekayaan
yang dimiliki oleh penganut Budha digambarkan dalam bentuk “Stupa” yang
merupakan gambaran tumpukan baju, mangkuk yang ditelungkupkan dan tongkat atau
jarum diatasnya.
2. Peninggalan Budha
Candi-candi
dengan stupa diatasnya merupakan symbol tempat peribadatan agama Budha. Seperti
Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini terdiri dari 3
tingkatan yang menggambarakan Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu.
Candi-candi
Budha lainnya antara lain: Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut, Candi
Pawon, Candi Plaosan dan Candi Sewu.
C. Peninggalan Islam di Indonesia
1. Masuknya Agama Islam
Agama dan peradaban Islam masuk ke
Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat, Arab dan Persia. Sambil berdagang
mereka membawa pengaruh dan menyebarkan ajaran Islam. Para pedagang muslim
masuk ke Indonesia kira-kira pada abad ke 7. dalam perkembangannya, pada abad
ke 13 terbentuk masyarakat muslim di Indonesia
Kerajaan pertama yang bercorak
Islam adalah Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini terletak di Aceh bagiam
utara (sekarang kabupaten Lhoksumawe) dengan rajanya Malikus Shaleh. Raja yang
terkenal membawa kemajuan pesat adalah Sultan Iskandar Muda.
Penyebaran agama Islam di Indonesia
melalui beberapa jalur, diantaranya:
- Jalur Perdagangan
Perdagangan dan pelayaran berfungsi sebagai sarana dalam menyiarkan agama
Islam. Pada abad ke 14 Malaka menjadi pusat perdagangan dan pusat pengembangan
Islam. Di pulau Jawa, Islam berkembang dari kota-kota pelabuhan Banten,
Cirebon, Demak, Tuban dan Gresik.
- Perkawinan
Para pedagang dari luar Nusantara banyak yang menikah dengan penduduk
asli sehingga lambat laun mereka juga menganut Islam
- Jalur Pendidikan
Munculnya pesantren-pesantren yang mendapat
perlindungan dari penguasa, mempercepat perkembangan Islam di Nusantara.
- Jalur Seni dan Budaya
Seni juga dapat menjadi sarana berkembangnya agama Islam di Nusantara.
Contohnya adalah seni ukir, seni tari, seni suara, adapt istiadat dan seni
sastra.
2. Beberapa Peninggalan Islam
a. Bangunan: Masjid, gerbang/
gapura masjid
Misalnya: Masjid Agung Demak
b. Seni Ukir: ukiran kayu/ batu
yang bercorak Islami dan berkembang menjadi kaligrafi, misalnya di jepara
c. Seni Wayang: wayang kulit pada
masa Sunan Kalijaga
d. Seni sastra: Syair Melayu ajaran
Hamzah Fansuri, Hikayat Banjar
e. Kitab/ Primbon: kitab bercorak
kegaiban, berisi ramalan dan penetapan hari baik yang ditulis oleh Sunan Bonang
f. Adat Istiadat
Makuta Alam, merupakan percampuran
adapt Aceh dan Islam
SUMBER : FHEY-THREE@BLOGSPOT.COM
0 komentar:
Posting Komentar